Selasa, 02 April 2013

yakin ada jalannya



Sore itu, aku duduk di sudut kls dimana biasanya aku menimba ilmu. Aku sangat bingung memikirkan sebuah masalah yang seakan-akan hanya aku yang mempunyai masalah kehidupan. Wajah yang bersih kelihatan kusam, gelisah. Sebuah pena  berputar-putar  yang putarannya semakin kencang seperti kipas angin, dihadapanku terdapat secarik kertas yang mungkin dapat mengarahkan masa depanku. Aku tidak sadar bahwa di luar Anisa memperhatiakn gerak-geriknya.
                Anisa penasaran,nggak biasanya seorang Rina  bersikap seperti itu. Keberanian yang menyebabkan kaki Anisa bergerak mendekatiku untuk menanyakan hal apa yang sedang menimpa sahabatnya ini. Rin, kamu ngapain bengong sendiri,,,? Ada masalah ,,,? Nggak biasanya kamu begini. Aku hanya diam, pertanyaan Anisa seakan seperti kicauan burung saja. Rin kamu dengar gue nggak sih...?  jawabanku  hanya diam. Anisa melirik kertas di atas meja, diambil dan dibacanya. Sekarang dia mulai paham kenapa aku gelisah dan muka suram tanpa semangat.
                “Iya Cha aku bingung, masa depan ku mau di bawa kemana?” kataku dengan suara pelan.
                “Betulkan dugaanku, kamu pasti mikirin masa depan, mikirin masalah kuliah. Sekarang kita fokus UN aja, ujian udah deket gunain waktu ini buat persiapan UN.” Jawab Anisa.
                “ Tapi ini juga harus dipikirin Cha. Aku nggak mau pendidikanku cma sampai MAN doank, ku  masih punya harapan menjadi  seperti ilmuan yang terkenal, yang mempunyai pengaruh buat negara, agama kita ini cha. Coba lihat pak Habibie begitu hebat beliau, emang kamu nggak punya cita-cita seperti beliau?” sahutku.
                “Siapa sich Rin yang nggak mau masa depan yang cerah, semua orang pasti menginginkannya begitu juga dengan kamu dan aku.” Sambung Anisa.
                “Masa depan yang bagus dan mantep harus dipersiapkan dengan mateng Cha. Walaupun aku persiapkan dengan mateng tapi kalau orangtua  nggak sanggup membiayai percuma aja kan Cha..?” Jawab Rina penuh isak tangis. Butiran bening mulai menetes membasahi pipinya yang lembut dan bersih.
                Anisa mulai merangkulku. “Rin kamu itu adalah sahabat  yang tak kenal putus asa, tetap semangat  InsyaAllah ada jalannya. Sekarang ayo kita kembali ke istana cinta, gue nyamperin mu mau ngajakin makan. Ayo bentar lagi shalat magrib kan kita mau jama’ahan di masjid.” AjakAnisa.
**

Hari-hari ku lalui dengan senyuman, dengan semangat membara tentunya karena UN semakin merapat,  masalah yang menumpuk dibenakku tidak menjadi penghalang buat mempersiapkan UN. Perjuangan tiga tahun di MAN/MAKN Koto Baru yang dikenal kampus 1000 kenangan itu ditentukan oleh hasil UN nantinya. Semua referensi buat UN pun telah tersusun rapi di atas rak buku. Setiap malam ku baca dan pahami satu persatu dan tak lupa juga untuk berbagi dengan teman-teman. Begitulah kebiasaan kami di istana cinta ini, makan, mandi,menyuci,belajar,senang bahkan menangispun bersama. Suasana asrama yang menyebabkanku lupa akan semua masalah.
Seettt...seett..seett... suara lembaran kertas yang dibolak-balik mengisi keheningan kamar tidurku. Diary pink pemberian sahabatku yang menemani dan mendengarkan semua curahan hatiku selama ini. Pulpen mulai digoreskan ke lembaran diary.
Jum’at, 3 Februari 2012
Hari ini aku telah menghirup udara segar, masih bisa merasakan nikmatMU ya ALLAH. Kasih sayangMU masih mengalir disetiap denyut nadi dan jantungku, mengalir seperti darah yang ada ditubuhku ini. Semua aku yakin kasih sayangMU tak terbilang dan engkau tidak pilih kasih. Sekarang aku bersyukur dengan semuanya.
Skenario kehidupan ini telah Engkau tuliskan dengan rapi sebelum adanya aku di bumiMU ini, aku yakin itu. Sekarang aku yakin ini adalah bagian dari episode kehidupanku. Entah episode ke berapa ini, tapi aku tidak mempedulikan itu yang penting aku jalani episode ini sesuai peran ku yaitu seorang Rina hambaMU yang lemah dan tak luput dari kesalahan.
Malam ini, ku curahkan semua isi hati ku ke diary ini, mungil tapi penuh makna. Ujian nasional semakin dekat, berarti aku akan keluar dari MAN ini dalam artian pendidikan ku akan lanjut ke jenjang yang lebih tinggi.  Tapi aku tidak percaya aku akan merasakan manisnya jenjang pendidikan di tingkat perkuliahan itu. Entah kenapa pikiran itu melintas di benakku. Apakah aku tidak percaya dengan kemampuan ku sendiri..? apa aku tidak pantas merasakannya..? atau aku tidak sanggup dengan biaya kuliah yang begitu mahal..? Semua pertanyaan yang mungkin berhubungan dengan  kondisi ku terlontarkan dari mulut ini.
Aku masih ingin merasakan manisnya menuntut ilmu, merasakan indahnya masa perkuliahan. Kenapa aku harus begini...? kenapa ..?
                Kadang aku sempat menyalahi takdir. Menyalahi kenapa kehidupanku seperti ini, kondisi keluarga yang  serba sederhana yang meragukan pendidikan ku akan lanjut ke tingkat yang lebih tinggi. Aku mau ini, mau itu sangat banyak sekali keinginanku untuk masa depan diri sendiri dan masa depan membahagiakan orangtua semuanya mulai kusam, mulai kotor seperti air sungai yang di kotori lumpur. Ini membuat ku semakin lemas dan lesu.
Aku mulai menangis, menangis membayangkan apa yang akan terjadi dengan diri ini kalau hanya memiliki kesempatan sekolah sebatas MAN saja. Akankah aku akan menjadi pengangguran, menjadi beban orangtua. Sebenarnya kalau aku tidak kuliah ini yang menjadi masalah.
Sekarang aku serahkan hidupku padaMU ya Allah, Engkau sutradaranya aku pemainnya aku ikuti alur kehidupan ini sesuai dengan peran ku. Apapun yang terjadi itulah yang terbaik untuk ku. Tapi aku berharap semua cita-cita ini bisa terwujudkan meski itu meneteskan air mata, melakukan segala cara yang penting itu masih halal dan sesuai dengan syari’atMU. Aamiin..:)
                Semuanya sudah ku  ceritaka ke diary pink itu. Sekarang waktunya istirahat, dengan harapan besok hari-harinya lebih cerah dan punya tujuan.
**
Seperti biasanya aku,Anisa dan teman-teman lainnya shalat subuh berjam’ah di masjid. Warga asrama akan bergegas ke masjid kalau imamnya ustad Fardhi. Suara yang merdu membuat kami terlena dengan bacaan shalatnya, meskipun satu jus satu raka’at mungkin  tidak akan berasa karena begitu merdunya suara beliau. Mungkin aneh, tapi itulah kami yang mempunyai karakter yang berbeda bersatuy dalam bingkai ukhuwah sehingga terbentuklah Genesis e-Class Mesir.
Seusai shalat subuh kita melaksanakan rangkain program asrama. Hari itu hari sabtu, biasanya kita riyadhah (olahraga) berupa senam. Aku, Rahmi, Syafrina berada di baris yang paling depan sebagai komando. Entah kenapa bisa ya kita-kita di depan, aku juga bingung sebenarnya. Mungkin karena kita hafal gerakan senamnya atau jangan-jangan karena kita super? Super badan dan tenaganya.
**

Disana suara, disini suara hiruk pikuk begitulah keadaan kls ku, tepatnya Selasa pukul 09.00 WIB. Wanita-wanita calon bidadari surga itu saling berdiskusi tentang universitas dan fakultas yang akan mereka minati. Aku juga ikut bergabung, meskipun aku tidak tahu bakalan kuliah atau tidak.
“Aku mau ambil jurusan psikolog.” Kata Munira.
“Aku mau tafsir hadis.” Sambung Shintia.
“Aku mau jadi hafidzah.”  Suara Erlina menggelegar membuat kita kaget.
               “Rin, kamu  mau kemana.” Tanya Ratna.
               “Aku akan ke pelaminan.” Jawabku bercanda.
               “Serius? Siapa yang mau sama mu Rin.” Tanya Rahmi. Rahmi memang suka bercanda. Hari-harinya selalu ceria meski kadang banyak masalah yang menimpanya. Masalahnya selalu ia ceritakan kepadaku, berbagi dan menghibur setidaknya menghilangkan bebannya.
“Assalamu’alaikum.” Suara wanita yang cantik itu membuat suasana KLS berubah, aku dan teman-teman langsung menuju kursi masing-masing.  “Halaman berapa sekarang?” Tanya Bu Mira guru matematika sambil membuka mushaf Al-Qur’an. Beginilah kebiasaan kita setiap hari, pembelajaran dimulai dengan membaca mushaf Al-Qur’an.
“Sekarang silahkan lanjutkan soal paket 54.” Suara Bu Mira membuat kita bersegera mengambil dan membuka kumpulan soal.
Aku mengerjakan soal itu satu persatu dengan teliti. Aku sangat senang sekali menyelesaikan soal matematika karena mengasyikan dan gurunya pun baik dan sabar yang membuat aku cinta akan matematika. Aku selalu berlomba dengan Rifqa, Rani siapa yang bisa menyelesaikan 40 soal dengan waktu yang singkat.
Teman-teman seringkali kedepan menemui Bu Mira untuk menanyakan soal yang kurang jelas atau Bu Mira yang menemui kami satu persatu.
“Gimana Rin, ada yang sulit?” Tanya Bu Mira.
“Alhamdulillah belum ada buk. Buk saya senang banget matematika, pengen jadi guru matematika seperti ibuk.” Jawabku.
“Wah bagus itu, Ibu yakin Rina bisa. Tapi memang nggak tertarik ke jurusan yang lain?” Tanya Bu mira.
“Mmm... Ada sich bu, saya mau ngambil jurusan Akhwalu Syakhsiyah, tapi saya aja masih ragu apakah saya akan kuliah atau tidak.” Jawab Rina.
“Rin ibu yakin kamu bisa mencicipi manisnya bangku perkuliahan. Duit tidak menjadi penghalang kamu untuk kuliah, kamu itu mempunyai kemampuan, gunakanlah kemampuanmu untuk kuliah. Sekarang sangat banyak sekali beasiswa pendidikan untuk siswa yang berprestasi.” Jelas Bu Mira.
Teng...teng.... Lonceng istrihat berbunyi, tepat pada pukul 10.10 WIB. Ya sudah soalnya kamu selsaikan di asrama saja, silahkan istirahat jelas Bu Mira.
**
Mading sekolah yang biasanya jarang dikunjungi dan dilihati siswa, siang itu sangat berdesakan siswa di depan mading. Aku keheranan, siang itu aku berjalan dengan Triana.
 “Ada apa ni Tri?” Tanyaku.
“Aku juga nggak tau ni. Kita lihat aja yuk.” Ajak Triana.
“Iya biar jelas ya.” Jawabku.
Ternyata di mading tertulis nama siswa yang  berhak mendapat kesempatan untuk mengikuti SNMPTN UNDANGAN dan bidik misi. Aku sangat kaget, di sekian banyak nama yang tertulis tercantum namaku, aku tidak yakin dengan semua itu tapi sedikitnya aku mendapatkan pencerahan. SNMPTN UNDANGAN dan bidik misi, itu merupakan senjataku untuk bisa melanjutkan pendidikan.
Aku langsung menemui Ibu yang mengurus tentang SNMPTN. Aku tanyai segala informasi yang rasanya aku butuhkan. Penjelasan Bu Ira itu aku pahami semuanya, tapi harapan ku untuk lulus semakin menipis karena semua Universitas yang tersedia adalah Uiversitas umum ini karena aku mendapatkan bidik misi. Namun itu tidak menghalangiku, aku akan mencoba mungkin saja itu rezeki ku.
Siang itu juga Aku hubungi kakak dan orangtua ku, mengabarkan berita bahagia ini. Universitas dan jurusan diserahkan padaku dengan  syarat harus mempertimbangkan kondisi keluarga. Bingung dan bahagia bercampur menjadi satu. Dengan pertimbangan aku memutuskan memilih UNAND dan UGM dengan jurusan psikolog dan farmasi. Mungkin aku terlalu bodoh mengambil keputusan itu, jurusan yang tidak ada hubungnnya dengan jurusanku di MAN. Mencoba boleh saja, mungkin itu rezeki dan jalan hidupku yang di gariskan Allah.
**


Ukhuwah dan persaudaraan yang telah aku bina d i asrama memang kuat sekali, semuanya dirasakan saat akhwatii keluar dari asrama. Malam itu aku mendapatkan sms dari kakak kls ku dulu di asrama. Ia menawarkan ku untuk kuliah di tempat dimana ia belajar sekarang. Disana ada program beasiswa full program study ekonomi islam. Tapi jujur aku tidak tertarik dengan ekonomi  islam, aku mau melanjutkan pendidikan ku yang mana aku masih mempelajari kitab kuning yang selalu menemani hari-hariku di MAN.
Doktrin dan motivasi dari kakak klsku yang biasa di panggil kak Hafdizah itu menyentuh hatiku, entah dengan cara apa ia mempengaruhiku  tidak cukup satu jam aku mendengarkan penjelasnnya  aku langsung positif mau mengambil program study ekonomi islam tepatnya Akuntansi Syari’ah karena di kampus itu hanya ada dua jurusan.
Malam minggu jadwal ku berada di tengah keluarga, aku jelaskan tentang beasiswa ini. Papa dan mama menanggapi positif tetapi kakakku tidak mengizinkan  karena sangat jauh ke Jakarta. Semangatku perlahan-lahan mulai hilang, murung dan cemberut di wajah menemani malam mingguku. Itu sangat membuat batinku tertekan karena saat aku optimis akan bisa kuliah ternyata disisi lain masih ada cobaan dan ujian yang harus ku lalui. Tapi aku yakin itu adalah awal kesuksesanku.
Tangisan menamani kesendirian ku malam itu. Aku coba ambil HP dan menjelaskan keadaanku sama kak Hafidzah, tapi kak Hafidzah mempunyai seribu cara untuk meyakinkan ku. Aku disarankan untuk mengikuti tes tahap pertama di sekolah. Dengan tekat yang kuat aku beranikan diri meski aku tidak tau apa yang akan terjadi nantinya kalau seandainya orangtua dan kakakku tau aku mengikuti ujian ini.
**

Hari ini, 16 April 2012 merupakan hari pertempuran untuk menentukan nasibku. Ujian Nasional merupakan hidup dan matiku. Satu minggu aku mengikuti ujian, Alhamdulillah berjalan dengan lancar.
HP ku bergetar, satu sms masuk dari kak Hafidzah:
“Assalamu’alaikum Rin. Selamat ya , kamu lulus tes tahap pertama.”
Aku kaget dan tidak percaya, langsung ku tekan tombol reply:
“wa’alaikumsalam kk. Alhamdulillah, pi saya msih binggung mau lanjut apa nggak kak, keluarga belum ngizinin kalau saya kuliah di jakarta. Tapi aku minta syarat-syarat yang harus ku penuhi untuk tes lanjutannya kak, mungkin aku bisa ngelobi keluarga untuk ke dua kalinya kak.” Jawabku.

Selesai ujian nasional semua persyaratan yang dibutuhkan telah ku penuhi, ini di luar pengetahuan keluarga. Semuanya telah lengkap dan sekarang aku hanya butuh izin buat ke Jakarta. Aku berfikir cara apa yang harus ku gunakan biar maksudku bisa dikabulkan sama seluruh anggota keluarga. Ya cara yang terbaik itu adalah  ngomong empat mata sama papa, papa sangat paham kondisiku. Mungkin saja karena aku anak bontot, semua keinginanku akan di kabulkan demi menyenangkan si kecil ini fikirku.
Aku nunggu papa pulang dari sawah sambil merangkai kata-kata biar hati papa luluh dengan rayaun ku. Tapi aku yakin papa akan mengizinkan ku.
Penantian panjangku pun usai, adzan magrib papa nyampe di rumah. Aku takut dan cemas mau ngomong. Demi masa depanku, aku beranikan diri ini buat ngomong serius dengan papa, sebelumnya aku tidak pernah ngomong empat mata dan seserius ini. Tidak cukup satu jam, ternyata rayuan ku berhasil. Papa mengizinkanku untuk ke Jakarta dan masalah izin dari saudara yang lain papa yang ngurus. Alhamdulillah, I Love You dad.. :*
**
2 Mei 2012, bertepatran dengan hari ulang tahunku aku menginjakan kaki pertama kali di ibu kota Jakarta ini. Percaya nggak percaya tapi aku harus percaya, ini bukanlah sebuah mimpi tapi ini adalah sebuah kenyataan buktinya aku berada disana. Sampainya kakiku di Jakarta hanya dengan modal satu juta. Satu juta yang entah darimana orangtuaku mendapatkannya, yang penting mendapatkannya dengan cara yang halal mungkin itu minjem dan ngutang lagi sama tetangga.
Serangkain ujian lanjutan telah aku ikuti. Sekarang menunggu hasilnya berapa persenkah aku berhak mendapatkan beasiswa. Seandainya aku mendaptakan beasiswa 100% aku akan melanjutkan pendidikanku d kampus itu, tapi kalau hanya 50 % mungkin sudah pasti aku tidak akan kuliah.
Klik ini, klik itu buka website www.sebi.ac.id untuk melihat hasil tes yang hari ini di umumkan. Dari deretan nama yang tertulis Alhamdulillah aku salah satunya. Salah satu dari sekian banyak siswa se Indonesia yang berhak mendapatkan kesempatan kuliah gratis selam 3.5 tahun, aku langsung sujud syukur. Hari itu aku yakin suatu saat nanti aku akan menjadi orang besar dan orang yang berguna untuk agama dan bangsa. Masa depanku sudah ada gambarannya.
Satu juta lima ratus, adalah angka yang cukup besar bagiku. Tanggal 10 blan Mei itu juga aku harus mendapatkan duit sebanyak itu untuk daftar ulang, kalau tidak kesempatan beasiswa akan di batalkan. Aku langsung menghubungi kakakku, karena kalau dari orangtua tidak mungkin aku bisa mendapatkan duit itu. Alhamdulillah kakakku bersedia untuk memenuhi semuanya, karena dia yakin aku akan kuliah dengan serius ini terbukti dengan berhaknya aku mendapatkan beasiswa ini.
Semua urusan ku di Jakarta telah selesai, aku kembali lagi ke kampung halaman, karena perkuliahan akan dimulai bulan September. Aku mengisi hari-hari kosongku dengan kegiatan yang dapat menghasilkan duit buat jajan sehari-hari. Walaupun cuma 10 sampai 12 ribu perhari tapi Alhamdulillah sangat cukup untuk ku.
**
                Orang yang ku sayangi terbaring di rumah sakit, terbaring lemah dan tak berdaya. Aku tidak tega meninggalkkannya, walau bagaimanapun aku harus pergi ke Jakrta hari itu juga, aku telah pesan tiket dan minggunya aku harus mengikuti PROPEKA (Program Pengenalan Kampus) di kampus STEI SEBI Jakarta. Dengan terpaksa aku meninggalkan mama dengan keadaan sakit dan begitu juga dengan nenek terbaring tidur di atas ranjang yang tidak bisa duduk.
                Air mata yang mengiringi langkahku ke Bandara Internasional Minangkabau dan juga mengantarkan ku sampai Bandara Soekarno Hatta. Dan semakin kencang isak tangisku di bandara soekarno hatta saat aku menerima telfon dari kakakku yang memberikan kabar duka, bahwasanya nenek telah pergi untuk selamanya, pergi meningglkan ku dan kami semua. Tangisan ini tidak bisa aku tahan, tapi apa boleh buat. Walaupun aku menangis dengan kencang, semuanya itu tidak bisa mengembalikan nenek di pangkuanku. Selamat jalan nek, aku akan selalu mendo’akanmu.
                Begitu banyak rintangan yang harus ku hadapi untuk merasakan manisnya menjadi seorang mahasiswa ini. Tapi ini merupakan senjata yang membuatku tetap semangat dan yang menjadi motivasi bahwa aku harus kembali ke kampung halaman dengan sebuah kesuksesan yang dapat membuat mereka tersenyum bahagia. Aku samapai di bangku perkuliahan ini karena motivasi dari orangtua, saudara, kakak, dan juga teman-teman Genesis e-Class mesir yang berjumlah 35 orang. Semoga Allah memberikan kemudahan di setiap langkah ku dan langkahmu teman.

Kamis, 28 Maret 2013

Praktek management UMKM


Assalamuálaikum teman-teman semua ...^_^
Mau berbagi cerita sedikit ni,,boleh nggak,,? Boleh aja ya..baca baik-baik, ntar rugi lo kalo ga baca..!!
          Kan ada dua orang akhwat ni (Nilna Sabrina & Nur Kayati), sekarang lagi kuliah di STEI SEBI semester 2. STEI SEBI apa ya..? bingung ya..? ni kampus khusus buat belajar ekonomi islam, di SEBI ada dua jurusan perbankan syariáh dan akuntansi syariáh. Kampusnya bagus banget lo..penasaran ya..? buka aja website ini ya www.sebi.ac.id . Nah kemaren si akhwat ditugasin buat meneliti management yang diterapkan di UMKM, hitung-hitung praktekin ilmu manajemen syariáh yang udah mereka dapetin di kampus tercinta..lho..lho... lho..hehehehe
          Penasaran ya UMKM apa yang kita datengin..? gimana perkembangannya..? dan apa motivasi beliau ngembangin usaha ini...?
          Ini ceritanya, baca dengan seksama ya, perhatiin titik komanya juga ya,,hehehe
***
          Usaha ini dimiliki oleh seorang bapak kelahiran Jawa Tengah yang bernama Bapak Widodo, dengan istri tercinta Ibu Ari, tapi mereka membuka usaha di Sawangan Depok. Usaha ini awalnya dikelola oleh Ibu Ari sedangkan Bapak berprofesi sebagai pembina di sebuah asrama, akan tetapi melihat keberhasilan usaha sang istri tercinta, bapak memutuskan untuk berdagang dan mengembangkan usaha bersama istri. Usaha yang dikelola adalah di bidang pangan, yaitu  “Mie Ayam dan Bakso AWI”.  Nah gimana menegementnya sampai bapak Widodo bisa bertahan sampai 7 tahun..? eitz sabar dunk guys, kita akan bikin list dari hasil diskusi kita dengan Bapak Widodo, jadi biar jelas managementnya seperti apa.. lets go!
v  Apa latar belakang dan tujuan bapak membuka usaha ini..?
      Yah alasan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan menyambung hidup. Semua kekayaan alam yang di bumi ini kan diciptakan untuk makhluk-NYA, sekarang kita harus bisa mendapatkan dan memperolehnya untuk mengubah nasib kita. Selain itu, usaha ini tumbuh berdasarkan kesadaran saya sebagai seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk menafkahi istri dan anak, bukankah itu wajib di agama kita neng..? nah semua ini saya niatkan sebagai sarana ibadah di jalan Allah SWT.

v  Kenapa harus Mie Ayam dan Bakso pak..? kan ini bikinnya sangat ribet.
      (Bapaknya tersenyum simpul tampak bingung .. J )
      Dulu waktu saya masih di Jawa Tengah, saya sempat belajar bikin bakso dengan mertua adik. Nah dari pada ilmu yang saya miliki sia-sia, lebih baik saya gunakan untuk sesuatu yang menghasilkan. Kemudian saya juga berfikir, Mie Ayam dan Bakso ini sangat bagus, karena dalam penyajiannya terdapat sayur, daging, bihun yang menurut saya dapat mengenyangkan konsumen. Dan saat itu belum ada yang mengelola usaha ini disini.
v  Ini kan usaha yang lumayan besar pak, juga membutuhkan modal yang        lumayan waw, darimana bapak mendapatkannya..?
      Awalnya saya juga sempat mundur karena terkendala dalam modal, tapi satu keyakinan saya, semua rezeki sudah di atur oleh Allah, hanya tinggal usaha kita untuk mendapatkannya. Modal awal didapatkan dengan cara meminjam kepada seorang teman, yang menurut saya dia sahabat yang baik. (aseek). Pernah terfikir juga untuk meminjam ke bank, tetapi istri mencegahnya karena sangat rumit persyaratan dan dokumennya apalagi ini usaha baru jadi belum punya dokumen dalam bentuk apapun. Ya dengan modal Rp 2.000.000,00 yang saya dapatkan dari teman, saya gunakan sebaik mungkin sehingga berdirilah usaha ini.

v  Bagaimana management waktu dan pembagian job yang bapak terapkan..?
      Kerjasama sangat dibutuhkan dalam sebuah usaha, apalagi usaha yang dikelola dengan istri harus membutuhkan kesabaran dan pengertian yang lebih. Alhamdulillah saya mendapatkan istri yang sangat pengertian, nah management waktu dan pembagian job juga mudah diatur. Pagi, sekitar pukul 06.00 WIB istri saya belanja dan langsung mengolah bahan mentah yang didapatkannya dari pasar. Saya juga sering membantunya untuk mengolah bahan tersebut, kecuali kalau saya betul-betul lelah. Setelah semua bahan baku diolah menjadi bahan jadi, saya langsung ke tempat usaha. Target kerja saya setiap hari adalah dari jam 11.00 WIB hingga 24.00 WIB. Dan ini semua harus saya lakukan dengan konsisten demi mendapatkan hasil yang maksimal. Ya semuanya juga berkat bantuan istri.

v  Apa bapak tidak tertarik untuk merekrut karyawan..? sekalian kan juga      bisa buka lapangan pekerjaan ni pak..?
      Waah tertarik banget sekalian bisa membantu masyarakat yang tidak sekolah lagi. Tapi neng, mendapatkan karyawan yang jujur itu sangat sulit. Dulu hampir satu tahun saya pernah dibantu oleh seorang karyawan dan dia itu adalah saudara sendiri, tapi kepercayaan saya disalahgunakan. Saya tidak suka dengan ketidak jujurannya, jadi lebih baik saya berhentikan.

v  Bagaimana bapak mengatur keuangan dari hasil usaha..?
      Ini kan cuma usaha kecil-kecilan neng. Keuntungan yang didapatkan hanya bisa untuk kebutuhan sehari-hari, Alhamdulillah ketika rame penghasilan lebih banyak daripada biasanya. Tapi sampai sekarang ini, semua penghasilan yang saya dapatkan belum pernah saya buat pembukuan, jadi keuangannya belum jelas. Mungkin si eneng mau bantu saya dalam membuat pembukuannya, sekalian pratekin ilmu akuntansinya.

v  Kendala apa yang bapak hadapi selama mengembangkan usaha ini..?
      Jangan tanya kendala neng, kendala yang saya dapatkan sangat banyak sekali tapi bukan kendala yang membuat saya berhenti dari usaha ini, semua kendala harus dihadapi dengan strategi yang bagus. Beberapa waktu lalu, pernah ada isu tentang bakso yang menggunakan formalin dan daging babi, itu sangat berdampak terhadap usaha saya. Tapi saya tidak menggunakannya, jadi kenapa harus takut..? konsumen yang tidak percaya tentang bahan yang saya gunakan, saya ajak untuk ke rumah melihat langsung proses produksinya. Selain itu, pesaing usaha mungkin juga bisa dikategorikan sebagai kendala usaha, tapi bagi saya tidak. Mau berapa orang yang berjualan Mie Ayam dan Bakso disini, tidak menjadi masalah, karena rejeki dan jatah kita sudah di atur oleh sang Khalik Maha Pemberi Rezki. Nah, sebagai pendukungnya saya selalu mengutamakan cita rasa dalam penyajian mie ayam dan bakso, sehingga konsumen yang datang kesini tidak kecewa.

v  Nilai dan budaya apa yang bapak pegang, sehingga bapak bisa bertahan       mengembangkan usaha ini..?
      Nilai dan budaya yang saya terapkan, pastinya tidak bertentangan dengan ajaran agama kita. Kejujuran, kedisiplinan, kebersamaan, keistiqamahan dalam usaha itu sangat penting sekali. Dan power utamanya adalah kewajiban kita kepada Allah jangan pernah ditinggalkan, jangan di nomor duakan, karena disanalah letak penghambaan kita kepada-NYA.

v  Apa harapan kedepannya yang ingin bapak raih..?
      Harapan kedepan saya, yang pasti usaha saya tetap berkembang dan bisa membuka cabang. Dan yang paling saya harapkan usaha saya ini diberkahi oleh Allah, karena dengan keberkahan dan keridhaan-NYA semuanya akan terasa indah dan nikmat.

***

          Subhanallah sekali ya niat dan usaha yang dilakukan Bapak Widodo dan Ibu Ari. Semua usaha yang dilakukan diniatkan karena Allah SWT. Coba saja semua masyarakat (pelaku ekonomi) di Indonesia seperti beliau, mungkin negara kita akan lebih diberkahi oleh Allah SWT.
          Nah, jadi dari percakapan tersebut bisa kita ambil kesimpulan, bahwa dalam menjalankan usaha, para pelaku UMKM banyak mendapatkan kendala. Tetapi dengan management yang tersusun semua kendala yang ada dapat diatasi dengan baik. Dan dengan managemen, suatu kegiatan usaha dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Management yang ada pun harus berlandaskan nilai-nilai syari’ah, sehingga usaha yang dijalankan bernilai ibadah dan diberkahi oleh Allah SWT.
          Menurut kami, Management yang dipraktekan  Bapak Widodo sudah tergolong baik, namun masih mempunyai kekurangan yang harus diperbaiki untuk keberhasilan uasahanya. Sistem administrasi keuangan seperti pencatatan keuangan dan  laporan keuangan seharusnya diterapkan untuk mempermudah melakukan evaluasi usaha dan mengatahui laba bersih yang diperolehnya.

ii.holillah@gmail.com

Minggu, 17 Februari 2013

Mutlaq dan Muqayyad


KATA PENGANTAR
            Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatNYA sehingga  makalah yang berjudul “Mutlaq dan Muqayyad” dapat terselesaikan, meskupun masih terdapat kekurangan. Makalah ini disusun sebagai memenuhi tugas ushul fiqh.
            Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan yang disengaja mauapun yang tidak disengaja. 

Depok,17 februari 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Al-qur’an ialah kitab yang perlu dikaji mendalam, karena merupakan sumber hukum yang pertama untuk kaum muslimin. Salah satu unsur penting yang digunakan sebagai pendekatan dalam mengkaji Alqur’an adalah Ilmu Ushul Fiqh, yaitu ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum-hukum syari’at yang bersifat amaliyah yang diperoleh melalui dalil-dalil yang rinci. Melalui kaidah-kaidah Ushul Fiqh akan diketahui nash-nash syara’ dan hukum-hukum yang ditunjukkannya.
            Diantara kaidah-kaidah Ushul Fiqh yang penting diketahui adalah Istinbath dari segi kebahasaan, salah satunya adalah lafadz mutlaq dan lafadz muqayyad. Makalah ini akan membahas lafadz mutlaq dan lafadz  muqayyad secara lebih mendalam.





BAB II
PEMBAHASAN
1.      Mutlaq
Kata mutlaq secara bahasa, berarti tidak terkait dengan ikatan atau syarat tertentu. Sedangkan menurut ulama ushul fiqh mutlaq adaalah:
“ Lafal yang memberi petunjuk terhadap maudhu’nya (sasaran pengguna lafadz) tanpa memandang kepada satu, banyak atau sifatnya, tetapi memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu menurut apa adanya.”
Menurut Khairul Uman mutlaq adalah lafadz yang menunjukan arti satu atau arti sebenarnya tanpa dibatasi oleh suatu hal yang lain.
Dari defenisi tersebut jelaslah bahwasanya mutlaq adalah lafadz yang mencakup pada jenisnya tetapi tidak mencakup pada seluruh afrad didalamnya.Dari segi cakupannya dapat juga dikatakan bahwa mutlaq itu sama dengan nakiroh yang disertai oleh tanda-tanda keumuman lafadz, termasuk jama’ nakiroh yang belum diberi qayid (ikatan).
Contohnya adalah:
...... يَتَمَآسَّا أَن قَبْلِ مِّن رَقَبَةٍۢ فَتَحْرِيرُ قَالُوا۟ لِمَا يَعُودُونَ ثُمَّ نِّسَآئِهِمْ مِن يُظَٰهِرُونَ وَٱلَّذِينَ
“Orang-orang yang menzhihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur...”
Ayat ini menjelaskan tentang kafart zhihar bagi suami yang menyerupakan punggung istrinya dengan ibunya yaitu dengan memerdekan budak. Ini dipahami dari ungkapan ayat “maka merdekakanlah seorang budak”. Mengingat lafadz raqabah (budak) merupakan lafadz mutlaq, maka kaffarat dzihar meliputi pembebasan seoarang budak yang mencakup segala jenis budak, baik yang mukmin ataupun yang kafir. Pemahamn ini didukung juga dengan pemakain bentuk nakiroh dalam konteks positif.
Dilihat secara sepintas lafadz mutlaq mirip dengan lafadz ,amm, tetapi sebenarnya antara keduanya berbeda. Pada lafadz ‘amm keumumannya bersifat syumuly (melingkupi), sementara keumuman lafadz mutlaq bersifat badali (mengingatkan). Umum syumuly adalah kulliy (keseluruhan) yang berlaku atas satuannya, semenatara keumuman badali adalah kully dari sisi tidak terhalang menggambarkan untuk setiap satuannya, hanya menggambarkan satuan yang syumuly. Dan lafadz ‘amm menunjukan seluruh afrad yang tercakup dalam maknanya, sedangkan lafadz mutlaq menunjukan kepada diri atau beberapa diri mana saja tetapi tidak kepada seluruh diri.
Untuk melihat perbedaan dua lafadz ini ndapat diamati firman Allah berikut:
·         Al-Qur’an surat Hud ayat 6:




“Dan tidak ada satupun binatang melatapun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpananya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata. “

Apabila diperhatikan dari ayat ini terdapat lafadz ‘amm yang bersifat syumuly, yaitu katab “dabbah”. Lafadz ini umum karena bentuknya nakiroh dalam susunan kalimat nafi. Apabila lafadz ‘amm ditakhsis, bukan berarti menghapuskan makna-makna lain yang dikandung dari keumuman lafadznya. Makna-makna ini tetap dipandang ada, karena keumuman lafadz ‘amm bersifat syumuly.

·         Al-Qur’an Mujadilah 89



“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).”
Kata-kata hamba sahaya atau budak disini tidaklah umum, karena tidak mencakup seluruh hamba sahaya, tetapi menunjukan kepada seorang hamba sahaya yang mana saja dari pada hamba sahaya.
Inilah yang dimaksud oleh ulama ushul fiqh lafadz ‘amm bersifat meliputi sedangkan lafadz mutlaq bersifat mengganti. Maksud bersifat mengganti, kalau tidak ini boleh itu atau yang lainnya lagi, selain masih merupakan diri yang tercakup dalam pengertian lafadz.
2.Muqayyad
       Muqayyad secara bahasa adalah terikat. Sementara secara istilah adalah lafadz yang menunjukan suatu satuan dalam jenisnya yang dikaitkan dengan sifat tertentu. Contohnya : rajulan iraki.
       Menurut Abu Dzarah pembatasan ini terdiri dari sifat, hal, ghayah, syarat, atau dengan bentuk pembatasan yang lainnya.
       Contohnya :
وايديكم الى المرافق
“Basuhlah tanganmu sampai siku-siku”
Contoh ini menjelaskan tentang wudhu, yaitu harus membasuh tangan sampai siku. Lafadz aidiikum ini disebut muqayyad (dibatasi), sedangkan lafadz ila al-marofiq disebut al-qaid.

3.Hubungan antara Mutlaq dan Muqayyad
Apabila ada satu lafadz disuatu tempat berbentuk mutlaq, sedangkan pada tempat lain berbentuk muqayyad, maka ada beberapa kemungkinan dari beberapa ketentuan berikut ini:
Ø  Persamaan sebab dan hukumnya
Apabila lafadz bersamaan dalam hukum dan sebabnya, maka salah satu harus diikutkan pada yang lainnya. Maksudnya lafadz mutlaq diikutkan kepada lafadz muqayyad dalam arti kata dia tidak lagi mutlaq karena ia harus tunduk kepada muqayyad. Oleh karena itu muqayyad merupakan penjelas bagi mutlaq.
Contohnya:                                        
فصيام ثلاثة أيام
“Berpuasalah selama tiga hari”
Ini merupakan lafadz mutlaq menurut bacaan mutawatir. Akan tetapi menurut bacaan syadzah lafadz tersebut adalah muqayyad ayat itu berbunyi :
فصيام ثلاثة أيام متتابعات
‘Berpuasalah selama tiga hari berturut-turut.”
Lafadz diatas dibatasi dengan berturut-turut. Karena lafadz tersebut sama sebabnya yaitu yaitu kafarat sumpah dan sama hukumnya yaitu wajib puasa maka mengartikannya sama dengan qiraat suadzah yaitu berpuasa tiga hari berturut-turut.
Ø  Sebabnya berbeda tetapi hukumnya sama
Apabila dua lafadz itu berbeda dalam sebab, tetapi sama dalam hukum, maka ini diperselisihkan antar ulama ushul. Menurut sebagian ulama, yang mutlaq harus diikutkan kepada yang muqayyad, sedangkan ulama yang lain mengatakan bahwa yang mutlaq tetap pada kemutlaqannya.
Contohnya:
...... يَتَمَآسَّا أَن قَبْلِ مِّن رَقَبَةٍۢ فَتَحْرِيرُ قَالُوا۟ لِمَا يَعُودُونَ ثُمَّ نِّسَآئِهِمْ مِن يُظَٰهِرُونَ وَٱلَّذِينَ
 “Orang-orang yang menzhihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur...” (QS.Amujadalah:3)
Lafadz “raqabah” disini adalah mutlaq.
Dan di surat An-nisa:

.... إِلَى مُسَلَّمَةٌ وَدِيَةٌ مُؤْمِنَةٍ  رَقَبَةٍۢفَتَحْرِيرُ خَطَأً مُؤْمِنًا قَتَلَ وَمَن إِلَّا مُؤْمِنًا يَقْتُلَ أَنْ لِمُؤْمِنٍ كَانَ وَمَا
“Barang siapa yang membunuh orang mukmin karena tersalah (tidak sengaja) maka wajib memerdekakan budak yang mukmin...”
Jelas bahwa kedua ayat ini memiliki hukum yang sama yaitu memerdekakan budak, akan tetapi memiliki sebab yang berbeda. Ayat pertama sebabnya adalah karena mendzihar istri dan ayat kedua adalah membunuh karena tersalah.
Ø  Perbedaan hukum dan sebab
Apabila ada perbedaan hukum dan sebab, maka yang mutlaq tidak boleh diikutkan kepada muqayyad. Misalnya dalam hal saksi harus adil, sedangkan dalam hal membunuh dengan tidak sengaja diharuskan memerdekakan budak. Keduanya berlainan hukum dan sebabnya, yang satu harus adil (muqayyad) dan yang lainnya memerdekakan budak (mutlaq). Yang satu masalah saksi dan yang lain masalah pembunuhan. Oleh karena itu tidak boleh dibawa kemakna yang lain.
Ø  Perbedaan dalam hukumnya saja
Apabila terjadi perbedaan dalam hukumnya saja maka yang mutlaq tidak boleh diikutkan kepada yang muqayyad.
Contohnya: “Belilah budak dan merdekakanlah budak mukmin”
Karena keduanya berbeda dalam hukumnya, yaitu yang satu membeli dan yang lainnya harus memerdekakan budak. Oleh karena itu tidak boleh diikutkan pada yang lain.

4.Penggunaan Lafadz Mutlaq dan Muqayyad
1. Jika terdapat dua lafadz yang sesuai sebab dan hukumnya, maka gabungkanlah mutlaq kepada muqayyad. Jika terdapat sutu tuntutan yang mutlaq dalam suatu lafadz dan muqayyad pada lafadz yang lain .
 Seperti hadis tentang kafarah puasa.
صم شهرين متتبعين متفق عليه
      
“Puasalah kamu dua bulan berturut – turut.”
Digabungkan dengan hadis :  صم شهرين
“Berpuasalah dua bulan.”
 Hadis pertama dintentukan waktunya (muqayyad) sedangkan hadis kedua tidak ada ketentuannya (mutlaq), maka kedua hadis tersebut di kompromikan, karena bersesuaian menurut sebab dan hukumnya.
Karena ada keterangan :
المطلق يحمل على المقيد اذا ااتفقا فى السبب والحكم

“Mutlaq digabungkan kepada muqayyad bila bersesuaian menurut sebab dan hukumnya.”

2.      Jika tidak bersesuaian menurut sebab, maka mutlaq tidak digabungkan pada muqayyad.
المطلق لايحمل على المقيد اذالم يتفق في السبب


 “Mutlaq tidak digabungkan dengan muqayyad apabila tidak bersesuaian pada sebab.”
Contoh antara lafadz zhihar dengan kafarat membunuh. Firman Allah yang artinya : “Mereka yang menzhihar istrinya, kemudian mereka hendak menarik (kembali) apa yang mereka ucapkan, maka wajib atasnya memerdekakan seorang hamba sahaya sebelum kedua suami istri itu bercampur.”
Dengan firman Allah yang artinya: “Barang siapa yang membunuh orang mukmin bersalah, maka hendaklah memerdekakan seorang hamba sahaya yang mukmin.”
Kalau ayat ini berisikan hukum yang sama (sama – sama membebaskan budak), sedangkan sebabnya berlainan, yang pertsama karena zhihar dan yang kedua karena membunuh dengan tak sengaja, maka mutlaq tidak dapat digabungkan kepada muqayyad.




  
BAB III
KESIMPULAN

Lafadz Mutlaq adalah lafadz yang mencakup pada jenisnya tetapi tidak mencakup seluruh afrod didalamnya. Lafadza muqayyad adalah lafadz yang menunjukan arti sebenarnya dengan dibatasi oleh suatu sifat dari batsan tertentu.
Hubungan mutlaq dan muqayyad adalah :
s  Persamaan sebab dan hukum
s  Sebabnya berbeda tetapi hukumnya sama
s  Perbedaan hukum dan sebab
s  Perbedaan hukum saja



DAFTAR PUSTAKA
Uman,khaerul dan Ahmad Achyar Aminudin, ushul fiqh II Bandung: Pustaka Setia.1989
Ble, Mahmud Al-Khudori, terjemahan ushul fiqh, Pekalongan: Raja Murah. 1982
Syarifudun, Amir, Haji Ushul Fiqh II cet 1, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999